![]()
MARHABAN YA RAMADHAN
(Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. QS Al-Baqarah183)
Buya Hamka dalam bukunya Tasawuf Moderen pernah menceritakan, pada suatu masa Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak menaklukkan suatu daerah. Sebelum berangkat, Iskandar, Zulkarnain memberikan tausiah kepada pasukannya.“Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sebuah sungai. Ambillah apa saja yang terinjak yang ada di sungai itu”
Ketika malam mula igelap, pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sebuah sungai, dalam kondisi seperti itu pasukan yang sebelum berangkat telah menerima pesan sang raja terbagi tiga golongan dalam menyikapi pesan baginda raja tersebut.
Kelompok pertama, tidak mengambil apapun yang terinjak oleh kakinya di sungai, karena mereka meyakini bahwa yang terinjak oleh kakinya di sungai itu hanyalah batu-batu yang harganya tidak seberapa, dan jika dibawa justru akan menyulitkan dalam perjalanan.
Kelompok kedua, mengambil ala kadarnya yang terinjak oleh kakinya di sungai yang mereka lewati, hal ini dilakukan hanya sekedar memenuhi perintah sang raja. Kelompok kedua ini merasa hawatir kalau tidak mengambil apa yang terinjak di sungai sebagaimana pesan raja, apa jawabaannya jika nanti ditanyakan oleh raja. Yang penting perintah sudah dilaksanakan, itu yang ada dalam benak prajurit ini.
Kelompok ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan merasa susah dalam meneruskan perjalanan karena beban yang dibawa sangat berat.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba di suatu tempat pada pagi harinya, Iskandar Zulkarnain menanyakan kepada pasukannya. Apa yang kau dapatkan semalam ketika melintasi sungai ? Masing-masing prajurit memeriksa tasnya, apa yang terjadi, ternyata isinya adalah intan berlian. Yang mereka ambil di sungai malam tadi bukan batu-batu biasa. Tentu saja berbagai ekspresi yang terjadi dari seluruh prajurit tadi.
Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesali tindakannya yang menganggap tidak penting dan menilai tidak seberapa harga batu-batu yang diinjaknya. Penyesalan biasanya terjadi setelah waktu berlalu dan penyesalan pun tidak berarti apa-apalagi. Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak ada gunanya, demikian sebuah peribahasa mengatakan.
Sedangkan prajurit yang termasuk dalam kelompok kedua, yang hanya mengambil ala kadarnya hanya sebagai pemenuhan akan perintah raja, meski ada perasaan senang, namun juga ada perasaan menyesal, kenapa tidak mengambil sebanyak-banyaknya, ternyata bukan batu biasa tetapi intan berlian yang harga jualnya sangat mahal.
Adapun prajurit yang sungguh-sungguh mengambil sebanyak-banyaknya mereka marasa sangat bahagia, ternyata apa yang ia lakukan tidak sia-sia, meskipun beban terasa berat dan melelahkan ternyata menghasilkan pundi-pundi yang mahal harganya.
Dari cerita di atas dikaitkan dengan memasuki bulan ramadhan hari ini, perlu kita merenung, bahwa bulan yang penuh berkah, maghfirah ini akankah dilewatkan begitu saja, tanpa mengambil sedikitpun keberkahan yang terkandung di dalamnya, ataukah melewati ramadhan ini hanya mengambil keberkahan alak adarnya ataukah ramadhan yang penuh berkah ini dengan sungguh-sungguh, yakni dengan mengisi dan memperbanyak ibadah dan amal kebajikan lainnya.
Kesempatan emas ini Allah berikan kepada hambaNya yang dicintai, untuk dijadikan sebagai bulan di mana kita diperkenankan membangun hubungan yang harmonis antara kita dengan Allah, kita dengan sesama, kita dengan makhluk-makhluk Allah yang lainnya.
Pesan rasulullah menjelang Ramadan “wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah, hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jam adalah jam-jam yang paling utama.” Sangat rugi bila bulan ramadhan yang penuh berkah ini dilewatkan begitu saja,
Marhaban ya Ramadan, semoga kita dapat mengisi Ramadhan ini dengan selalu berbuat baik dan semoga menjadi hamba-hambaNya yang diridhoi Allah Swt. Amin.(1 Ramadhan 1440).