Header                              

Selamat Datang di Website Resmi Pengadilan Agama Tenggarong Sebagai Instansi Yudikatif Dengan Keterbukaan Informasi Berpredikat Informatif

on . Hits: 13210

pic patgr 26042019 1

PUASA UNTUKKU DAN AKU YANG AKAN MEMBALASNYA

(Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya. Al-Zalzalah 7-8)

Judul di atas berasal dari sebuah hadits qudsi yang berkaitan dengan keutamaan ibadah puasa. Ash shaumu ly wa ana azzy bih. Artinya Allah berfirman; Puasa adalah untukKu dan Aku yang akan membalasnya.

Dari hadits di atas timbul pertanyaan; bukankah setiap ibadah yang dikerjakan hanya semata-mata untuk Allah dan mengharap ridhanya, maka Allah pula yang akan memberikan balasan di akhirat kelak.

Untuk memahami maksud dari hadits qudsi di atas, akan dikemukakan pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani, di dalam Fathul Baari, bahwa penyebutan “puasa adalah untukKu dan Aku yang akan membalasnya”, sebagai sebuah penghormatan kepada orang yang melaksanakannya. Ada 3 makna yang dapat dipahami dari hadits di atas;

  1. Dalam ibadah puasa tidak ada unsur riya. Puasa merupakan ibadah rahasia yang pelaksanaannya tidak nampak oleh manusia, bahkan puasa merupakan ibadah yang hanya ada di dalam hati. Hal ini sesuai dengan sabda nabi (La riyaa fi al-shaum). Tidak ada riya dalam puasa. Tidak adanya unsur riya di dalam puasa, juga dikarenakan ibadah itu tidak akan ada jika tidak diwujudkan dalam perbuatan. Karena itu hanya Allah Swt dan orang yang berpuasa sendiri yang mengetahuinya. Saking rahasianya ibadah puasa, maka akan sulit membedakan antara yang berpuasa dengan yang berpura-pura puasa, Secara lahir tidak ada tanda-tanda bagi orang yang puasa, karena tidak ada gerakan atau bacaan sebagaimana lazimnya dalam pelaksanaan ibadah lain seperti shalat dan haji yang dapat dilihat pada gerakan atau bacaan. Puasa adalah ibadah yang di dalamnya ada niat dan menahan makan dan minum serta menahan dari segala yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai tenggelam mata hari. Kondisi seperti itu, membuat pelakunya lebih ikhlas dan hanya mengharapkan ridha dari Allah semata, sehingga unsur riya yang menyebabkan hilangnya pahala ibadah dapat dihindari.
  2. Allah memberikan pahala puasa tanpa ada batasnya. Dalam menyebutkan nilai pahala yang akan diberikan kepada hambaNya, Allah sering menyebutkan berupa nominal seperti sepuluh kali lipat (Q.S.6:160), tujuh ratus ganda (Q.S.:2:261), bahkan dengan ganjaran yang tak terhitung banyaknya (Q.S.39:10). Namun terhadap ibadah puasa, Allah hanya menyebutkan dengan kalimat tak terhingga. Ini sebuah penghormatan Allah terhadap Ash-Shaaim (orang yang berpuasa). Karena selama berpuasa berarti ia berusaha sabar untuk tidak memakan makanan meskipun halal, lebih-lebih lagi yang diharamkan. Bersabar untuk tidak berkumpul dengan istri/suami di siang hari, bersabar untuk melatih anggota tubuhnya, seperti lidah, tangan dan kakinya serta seluruh anggota lainnya untuk tidak melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain atau melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Karena itu bulan ramadhan adalah bulan shabar dan shabar balasannya adalah surga. Dalam ayat lain dijelaskan sesungguhnya kesabaran (puasa) itu balasannya tanpa ada batasnya. Menunjukkan betapa besarnya pahala puasa hanya Allah yang mengetahui.
  3. Penghormatan yang luar biasa diberikan Allah kepada orang yang berpuasa. Allah meyakinkan kepada orang-orang yang beriman bahwa kewajiban puasa yang dibebankan kepada mereka adalah sebuah penghargaan. Hal ini dapat dipahami dari hadits yang menjadi pembahasan dalam uraian ini, “puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalas” Imam Al-Asqalani menganalogkan ibadah puasa yang dibalas oleh Allah dengan pemberian sebuah hadiah oleh seorang raja kepada rakyatnya. Seperti raja bertitah siapa yang dapat melaksanakan suatu pekerjaan tertentu, maka akan diberi hadiah dan hadiah itu akan saya serahkan sendiri secara langsung. Penyerahan hadiah oleh orang-orang terhormat tanpa mewakilkannya, mempunyai nilai positif bagi penerimanya. Ia merasa mendapatkan penghormatan yang luar biasa, dapat bertemu dengan orang yang terhormat, yang belum tentu dapat dirasakannya oleh semua orang, hanya orang-orang tertentu saja yang mendapat kesempatan tersebut. Artinya tidak semua orang mendapat kesempatan mulia itu. Inilah suatu perasaan bahagia menyelimuti dirinya. Lebih-lebih lagi jika penghormatan itu datangnya dari Allah Swt. Analogi ini meskipun tidak pantas, karena membandingkan Allah dengan yang lain, namun analogi tersebut hanya sebagai sebuah upaya untuk memudahkan memahami maksud hadits tersebut. Puasa adalah untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Semoga bermanfaat. (4 Ramadhan 1440 H)

Add comment


Security code
Refresh

Hubungi Kami

Gedung PA Tenggarong

PENGADILAN AGAMA TENGGARONG

Jl.Pesut, Kel.Timbau, Kec.Tenggarong, KAB.Kutai Kartangera
Kalimantan Timur

Telp: 0541-6667063

Email :

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Media Sosial :

fb instagram 1581266 960 720 instagram 1581266 960 720 tiktok whatsapp

maps1 Lokasi Kantor

Copyright : Tim IT Pengadilan Agama Tenggarong@2024