![]()
SHALAT MENJADIKAN HIDUP BERMAKNA
(Bacalah Kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al Ankabut 45).
Intensitas ibadah di bulan Ramadhan biasanya jauh mengalami peningkatan, bila dibanding dengan bulan-bulan lainnya. terutama ibadah shalat sunnat, seperti shalat sunnat tarawih yang note bene jumlah rakaatnya lebih banyak hanya ada di bulan Ramadhan.
Ibadah shalat termasuk shalat-shalat sunnat merupakan usaha seseorang hamba untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq. Dengan shalat yang dikerjakan diharapkan dapat mencegah perbuatan dosa, terhindar dari perbuatan buruk dan tidak melanggar ketentuan agama. Namun harapan tersebut belum sepenuhnya terjadi, masih ada orang yang melaksanakan shalat, tetap saja berbuat dosa, mulutnya masih berbohong, menggunjing bahkan memprovokasi orang lain, perbuatannya masih menyakiti tetangga, ucapannya juga tidak enak mendengarnya dan lain-lain. Dari sini muncul pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi.
Shalat yang bernilai tinggi dan mengungguli ibadah lainnya atau shalat yang dapat mencegah dari perbuatan buruk, adalah shalat yang dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukunnya, dilakukan dengan tekun, teratur dan khusyu’, sehingga tidak ada satu shalat wajibpun yang ditinggalkan.
Dengan terlaksananya shalat wajib lima waktu dalam sehari semalam, ditambah shalat-shalat sunnat lainnya secara sempurna, akan bersihlah jiwa dari berbagai dorongan dan keinginan yang bertentangan dengan ketentuan Allah. Dan kekuatan imanpun dapat mengendalikan dorongan hawa nafsu. Karena itu jika shalat dikerjakan dengan menghayati gerakan-gerakannya, meresapi bacaannya, menikmati yang dikerjakan, maka shalatnya akan menjadi senjata untuk menghindari perbuatan keji dan munkar.
Seseorang yang sedang melakukan shalat, ia merasakan bahwa dirinya sedang berhadapan dengan Allah, meskipun ia tidak melihat Allah, namun dalam hatinya ia yakin bahwa Allah dekat dan sedang melihatnya, lalu ia bermunajat, berdo’a memohon kepada Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Karena itu bila setiap hari, sedikitnya lima kali kita mengerjakan shalat, mendekatkan diri kepada Allah, memohon perlindunganNya, memohon petunjukNya, memohon limpahan karuniaNya, tentu hati kita menjadi bersih, tenang dan keimanan kita akan meningkat sehingga lahirlah ucapan yang lembut dan ramah, lahir pula perbuatan yang baik dan selanjutnya ia terhindar dari godaan dan rayuan syaitan.
Sejak bangun tidur di pagi hari, udara masih segar sebelum melakukan aktivitas keseharian kita, yang pertama dikerjakan adalah shalat subuh. Orang yang melaksanakan shalat subuh, merasa tenang dan tenteram. Dengan rasa aman dan lega itu, ia selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Setelah bekerja dari pagi sampai siang, tibalah waktu zuhur dan istirahat. Seseorang yang sudah lelah bekerja, persoalanpun banyak yang dihadapi, akan terasa segar apabila berkumur-kumur, membersihkan hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai ke siku, mengusap rambut, membersihkan telinga dan mencuci kaki. Kegiatan yang kita sebut berwudu itu menambah kesegaran tubuh kita. Tidak berselang waktu lama, tibalah waktu shalat ashar dan azanpun dikumandangkan, kembali kita dipanggil untuk menunaikan shalat ashar.
Begitu pula menjelang senja, matahari mulai terbenam, azan maghrib berkumandang dari puncak menara masjid, orang-orang beriman kembali memenuhi pangilan tersebut untuk melaksanakan shalat magrib. Allah Swt memberikan kesempatan menghadap kepadaNya, guna membersihkan diri dari berbagai masalah yang menyesak dada, memohon atas segala kesalahan dalam perjalanan hidup seharian tadi, selanjutnya bersyukur kepada Allah atas segala keberhasilan rezki yang didapat dan selanjutnya memohon ridha dan berkahNya.
Waktu berlalu, hari mulai gelap, selanjutnya Allah memerintahkan untuk melakukan shalat isya, shalat yang dilakukan sebelum tidur. Dalam kondisi seperti itu, kita perlu merenung dan muhasabah terhadap yang dikerjakan sejak pagi bangun tidur sampai akan tidur lagi di malam hari. Jika selama seharian tadi perbuatan yang dilakukan adalah yang baik-baik, patutlah kita bersyukur kepada Allah, namun jika masih ada perbuatan yang masih menyimpang dari ketentuan agama, maka saatnya memohon ampunan Allah dan berdo’a semoga masih dipanjangkan umur dan memperbaiki perbuatan yang telah meyimpang dari aturan Allah dan semoga dapat pula meningkatkan ibadah kepadaNya.
Begitulah setiap hari dilalui dan shalat selalu diulang-ulang dikerjakan dengan waktu yang berbeda, shalat shubuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya, yang kesemuanya bila dikerjakan dengan tekun dan istiqamah, lebih-lebih dikerjakan dengan berjamaah, maka kita akan menemukan rahasia yang terkandung di dalamnya dan kitapun akan memetik buahnya, terhindar dari perbuatan keji dan munkar serta hidup akan lebih bermakna. (15 Ramadhan 1440 H. tfk).